Pemanfaatan serbuk kelapa sebagai media tanam sangat baik dipakai untuk tanaman hidroponik, penggunaan serbuk kelapa di negara-negara maju sangat diminati terutama oleh perusahaan yang bergerak dibidang pertania, seperti, negara Jepang, Belanda, dan Korea, mereka menggunakan serbuk kelapa untuk media tanam karena menurut hasil penelitian keunggulan media hidroponik dari serbuk sabut kelapa dapat menyerap air sebanyak 6 kali dari volumenya. Dampaknya, frekuensi penyiraman nutrisi bisa makin menurun, biaya produksi, dan tenaga kerja makin hemat.
Kalau kita bandingkan dengan media arang sekam yang hanya mampu menyerap air dan nutrisi dengan volume 1,5-2 kali dari volumenya, maka penggunaan serbuk kelapa jauh lebih efektif, maka tidak heran negara-negara maju banyak yang memilih serbuk kelapa sebagai media pertanian dibanding media arang sekam atau media lain. Serbuk kelapa ini banyak diimpor dari negara India dan Sri Langka.
Kandungan EC 0,5
Untuk dijadikan media, serbuk kelapa harus terlebih dahulu di-treatment. Tujuannya untuk menghilangkan garam dan minyak yang terkandung didalamnya. Dalam satuan parameter EC (Electro Conductivity), serbuk yang baik bisa mencapai 0,5. Sedangkan untuk kualitas paling rendah mencapai EC lebih dari 3. Dengan kualitas terbaik, volume penyerapannya bisa enam kali lebih banyak, maka rata-rata penyiraman nutrisi cukup 2 kali dalam waktu 24 jam.
Menurut beberapa ahli hidroponik asal Belanda, sebelumnya mereka banyak memakai rockwool. Namun, karena isu back to nature ramai didengungkan orang, maka mereka mencari alternatif. Salah satunya pilihan utamanya adalah menggunakan serbuk kelapa.
Untuk membuat serbuk kelapa layak pakai, harus dilakukan sejumlah tahapan terlebih dahulu. Lantaran kandungan garam dan minyak tinggi, serbuk harus dijemur untuk menghilanglannya. Setelah itu lakukan sterilisasi untuk menghilangkan jamur. Sebelum digunakan, serbuk dibasahi dengan air agar jenuh. Selanjutnya siap digunakan.
Ketika nutrisi diberikan, selain diserap oleh akar, sebagian makan tersebut akan lari ke serbuk kelapa. Pada saat akar membutuhkan lagi, nutrisi yang tertinggal pada media bisa dengan mudah diserap akar. Jadi, serbuk ini beesifat mudah menyerap dan mudah memberi.
Di Indonesia, serbuk kelapa juga mulai banyak digunakan oleh para pekebun hidroponik, seperti di Cihideung Bandung. Dengan menggunakan media serbuk kelapa para pekebun banyak yang berpendapat hasilnya memuaskan.
Manfaat lain selain untuk hidroponik
Beberapa perusahaan jamur champignon di Indonesia banyak yang menggunakan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam. Serbuk kelapa itu diletakan di atas tunas jamur yang tumbuh di atas kompos. Sebelum serbuk tersebut dijenuhkan terlebih dahulu dengan air.
Dengan menggunakan media serbuk kelapa para perusahaan jamur tidak harus sering menhyiram untuk menjadi kondisi lembap, bahkan tidak usah menggunakan sprayer untuk minyiram air dari atas. Namun dengan adanya media serbuk kelapa penyiraman menggunakan sprayer cukup seminggu sekali. Dampaknya champignon tidak mudah busuk. Cara bekerja serbuk yang menyerap air justru menguntungkan media kompos di bawahnya. Ia akan menyuplai air ketika kompos mulai mongering.
Kalau kita bandingkan dengan media arang sekam yang hanya mampu menyerap air dan nutrisi dengan volume 1,5-2 kali dari volumenya, maka penggunaan serbuk kelapa jauh lebih efektif, maka tidak heran negara-negara maju banyak yang memilih serbuk kelapa sebagai media pertanian dibanding media arang sekam atau media lain. Serbuk kelapa ini banyak diimpor dari negara India dan Sri Langka.
Kandungan EC 0,5
Untuk dijadikan media, serbuk kelapa harus terlebih dahulu di-treatment. Tujuannya untuk menghilangkan garam dan minyak yang terkandung didalamnya. Dalam satuan parameter EC (Electro Conductivity), serbuk yang baik bisa mencapai 0,5. Sedangkan untuk kualitas paling rendah mencapai EC lebih dari 3. Dengan kualitas terbaik, volume penyerapannya bisa enam kali lebih banyak, maka rata-rata penyiraman nutrisi cukup 2 kali dalam waktu 24 jam.
Menurut beberapa ahli hidroponik asal Belanda, sebelumnya mereka banyak memakai rockwool. Namun, karena isu back to nature ramai didengungkan orang, maka mereka mencari alternatif. Salah satunya pilihan utamanya adalah menggunakan serbuk kelapa.
Untuk membuat serbuk kelapa layak pakai, harus dilakukan sejumlah tahapan terlebih dahulu. Lantaran kandungan garam dan minyak tinggi, serbuk harus dijemur untuk menghilanglannya. Setelah itu lakukan sterilisasi untuk menghilangkan jamur. Sebelum digunakan, serbuk dibasahi dengan air agar jenuh. Selanjutnya siap digunakan.
Ketika nutrisi diberikan, selain diserap oleh akar, sebagian makan tersebut akan lari ke serbuk kelapa. Pada saat akar membutuhkan lagi, nutrisi yang tertinggal pada media bisa dengan mudah diserap akar. Jadi, serbuk ini beesifat mudah menyerap dan mudah memberi.
Di Indonesia, serbuk kelapa juga mulai banyak digunakan oleh para pekebun hidroponik, seperti di Cihideung Bandung. Dengan menggunakan media serbuk kelapa para pekebun banyak yang berpendapat hasilnya memuaskan.
Manfaat lain selain untuk hidroponik
Beberapa perusahaan jamur champignon di Indonesia banyak yang menggunakan serbuk sabut kelapa sebagai media tanam. Serbuk kelapa itu diletakan di atas tunas jamur yang tumbuh di atas kompos. Sebelum serbuk tersebut dijenuhkan terlebih dahulu dengan air.
Dengan menggunakan media serbuk kelapa para perusahaan jamur tidak harus sering menhyiram untuk menjadi kondisi lembap, bahkan tidak usah menggunakan sprayer untuk minyiram air dari atas. Namun dengan adanya media serbuk kelapa penyiraman menggunakan sprayer cukup seminggu sekali. Dampaknya champignon tidak mudah busuk. Cara bekerja serbuk yang menyerap air justru menguntungkan media kompos di bawahnya. Ia akan menyuplai air ketika kompos mulai mongering.