Maksimal 7 hari setelah panen rambutan harus sudah tiba di tangan konsumen. Ketepatan waktu petik dan penanganan pascapanen yang benar dapat mempertahankan penampilan agar layak ekspor.
Rambutan layak ekspor harus segar, warna seragam, diameter buah minimum 2,5 cm, dan bobot minimum 30 gram per buah. Kulit bebas dari kotoran, bekas gigitan serangga atau penyakit, dan kerusakan fisik pada kulit dan rambut (spintern). Daging buah tebal dan ngolotok – mudah dipisahkan dari kulit biji. Persentase bagian daging harus besar. Warna daging harus transparan dengan kadar manis 18 briks-20 briks. Tidak boleh ada perubahan rasa saat dikonsumsi, misalnya menjadi tawar atau masam.
Cara pemanenan
Panen rambutan berlangsung pagi atau sore hari agar suhu agak rendah. Pemetikan dalam satu pohon dilakukan bertahap sesuai tingkat kematangan. Penentuan waktu panen dilihat dari penampilan buah di pohon. Bila 80% - 90% kulit telah berwarna merah bercampur sedikit hijau-kuning, berarti saat panen tiba. Kondisi ini terjadi sekitar 15-18 minggu setelah penyerbukan, tergantung kultivar. Bisa juga dihitung sejak bunga mekar, yaitu 90-120 hari.
Pemetikan dengan memotong tangkai buah sekaligus dalam satu dompolan (bunches). Pakai gunting pangkas atau gunting khusus. Pemetikan yang keliru menyebabkan kerusakan mekanis dan kering karena kehilangan banyak air.
Setelah dipetik buah tidak boleh mengenai tanah, melainkan ditampung dalam keranjang plastic. Keranjang sebaiknya tidak terlalu dalam dan berventilasi baik. Buah di dalam keranjang tidak boleh ditumpuk terlalu penuh agar rambut tidak rusak.
Kerusakan pada rambut menghilangkan kadar air dalam buah. Akibatnya buah menjadi tidak segar, berwarna cokelat, dan mengurangi daya simpan sehingga menurunkan harga jual.
Selama proses pemetikan hingga dibawa kegudang pengepakan, hindari sengatan terik matahari langsung. Cahaya berlebihan mempercepat penguapan air dari buah.
Cara pengemasan
Di gudang pengepakan berlangsung beberpa tahap penanganan: sortasi, pencucian, dan pengemasan. Rentang waktu pemetikan dan pengemasan sebaiknya sesingkat mungkin.
Sortasi buah berdasarkan ukuran (bobot dan diameter), dan kualitas fisik. Setelah itu buah dicuci untuk menghilangkan debu, serangga, atau kotoran lain yang masih menempel. Pencucian dilakuakn terpisah berdasarkan kelas hasil sortasi untuk mneghindari kerusakan mekanis. Diperlukan bak cuci berbentuk empat persegi panjang. Idealnya bak terbuat dari bahan fiberglas atau logam anti karat. Pencucian selama 5-10 menit dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak rambut buah.
Selain dicuci, rambutan perlu direndam atau diguyur dengan larutan fungisida untuk menghindari penyakit pascapanen. Fungisida yang sering dipakai ialah benomil dengan konsentrasi 1.000 ppm, atau larutan soda 1,5% selama 3-5 menit. Setelah itu rambutan dikering-anginkan sebelum dikemas.
Pada saat akan dikemas rambutan harus betul-betul kering. Ukuran kemasan dibuat sesuai berat dan kelas buah supaya tidak berdesakan dalam wadah. Sebelum dimasukan ke karton, rambutan dikemas terlebih dahulu dalam baki Styrofoam, keranjang jala, atau dibungkus plastic film.
Bila dikemas tanpa pembungkus, rambutan harus berada sekitar 2 cm dari permukaan dinding kotak bagian dalam. Kotak karton standar ISO biasanya berukuran 40cm x 20cm x 9cm. stiker diperlukan untuk memberikan informasi tentang negara produsen, varietas, bobot bersih, dan nama pengirim / pengekspor.
Rambutan bisa disimpan diruangan bersuhu 10°C - 12°C dengan kelembapan 85% - 95% sebelum dikirim. Pre-cooling dilakuakan selama 2 – 3 jam menggunakan palet atau rak di dalam ruangan pendingin. Waktu pre-cooling menjadi 8 – 12 jam kalau sudah dikemas dalam kotak karton. Kalau mungkin, rambutan dikirim pada hari yang sama segera setelah diberi perlakuan pascapanen. (Sumber TRUBUS, Penulis: Ir. Nancy Martasuta, Ahli alih informasi pertanian Thailand – Indonesia)