Perbanyakan palem bismark cukup sulit, sebab hanya bisa dilakukan lewat biji. Padahal untuk membentuk biji itu dibutuhkan lebih dari satu pohon. Ia memang bersifat dioecious (berumah dua), yakni alat kelamin jantan dan betinanya berada pada pohon yang berbeda.
Di Indonesia palem yang mulai terkenal keindahannya ini belum bisa menghasilkan buah, sebab ia berumah dua, artinya kelamin jantan (bunga jantan) dan betinanya (bunga betina) berada pada tanaman yang berbeda. Jadi ia harus diimpor dari Madagaskar tempat asalnya, atau dari Australia tempat palem bismark banyak ditanam.
Berbeda dengan palem ekor tupai, yang diimpor dalam bentuk buahnya, impor palem bismark adalah bijinya. Bentuk bijinya bulat, dengan sedikit tonjolan beralur membujur, biasanya berwarna cokelat kehitaman. Tempurungnya tebal dan teksturnya sangat keras.
Pengecambahannya memang agak sulit. Bahkan kalau salah, tunas yang diharapkan tidak akan pernah muncul, sebab rusak atau membusuk.
Tahapan memperbanyak palem bismark:
1. Biji yang baru datang dari luar negeri (impor) itu direndam dalam air selama lebih kurang 2 hari, untuk melunakkan bagian tempat keluarnya ‘akar’. Tujuannya agar air dapat masuk dan merangsang perkecambahan embrio.
2. Untuk mempercepat perkecambahan, bagian yang keras dekat keluarnya ‘akar’ itu dikerok dengan pisau atau dikikir sampai kira-kira ¾ bagian kulitnya aus. Perlakuan ini bisa meningkatkan viabilitas (daya tumbuh) biji, sebab tempurung yang keras itu sering terjadi penghalang terjadinya proses imbibisi (masuknya air kedalam embrio biji untuk merangsang perkecambahan) atau keluarnya akar.
3. Biji-biji basah tersebut lalu dimasukkan kedalam kantong plastic kedap air berwarna gelap untuk merangsang perkecambahan. Upayakan agar selama perlakuan ini kebersihan terjaga, dan hindari kontaminasi jamur atau bakteri pembusuk. Letakkan plastik tersebut di tempat teduh.
4. Biji yang bagus akan berkecambah maksimal 3 minggu kemudian. Tapi kalau biji tersebut sempat dorman, maka perkecambahannya bisa sampai satu tahun.
5. Satu minggu sekali plastik dibuka untuk mengambil biji-biji yang telah berkecambah, dan selanjutnya biji-biji tersebut dimasukkan kedalam mos lembab selama 2-3 hari.
6. Bila ujung akar terlihat meruncing, biji tersebut dipindahkan ke dalam pot pesemaian dengan media pasir beton kasar yang telah dicuci bersih. Tinggi media kira-kira 20 cm.
7. Peletakan biji agak miring kebawah, supaya akar bisa langsung menembus media. Selanjutnya biji tersebut ditimbun pasir sedalam 10 cm, tapi jangan ditekan supaya tidak padat. Jumlah biji kira-kira 10-15 buah/pot ukuran 25 cm.
8. Tutuplah pot tersebut dengan plastik transparan dan simpan di tempat teduh supaya tidak kepanasan serta kelembapan media tetap terjaga.
9. Dua bulan kemudian, biji-biji tersebut beserta akar-akarnya terlihat muncul dipermukaan tanah. Biasanya 3 bulan setelah itu ujung daun mulai tersembul. Pemunculan daunnya unik, bukan dari lubang akar sebagaimana umumnya palem, melainkan dari ruas pertama ‘akar’.
10. Bibit boleh dipindahkan ke pot tunggal berukuran 15 cm x 25 cm, setelah panjang kecambahnya mencapai 25-30 cm, dan telah memiliki akar serabut yang cukup banyak. Medianya campuran tanah, pasir, dan humus, dengan perbandingan 1:1:1.
11. Jangan meletakkan pot ini di tempat yang terkena sinar matahari langsung, sampai kira-kira 2 daun muncul. Kemudian pindahkan tanaman ke pot yang lebih besar. Media pot pembibitan kedua berupa pasir, tanah kebun, dan pupuk kandang, dengan perbandingan 1:1:1. untuk memacu/mempercepat pertumbuhannya boleh juga ditambahkan pupuk daun,setiap 1-2 minggu sekali. Tanaman dalam pembibitan tahap kedua ini boleh terkena sinar matahari langsung.
12. Bila tanaman telah memiliki 3-4 helai daun yang terbuka, ia harus dipindahkan ke tanah supaya pertumbuhannya lebih cepat.