Budidaya Durian dan Cara Menanam Durian

budidaya, durian, cara, menanam, tanaman

Budidaya durian dan cara menanam durian sudah banyak dilakukann oleh para petani di Indonesia, namun untuk meningkatkan kualitas hasil pertania kita butuh informasi yang lebih banyak tentang seputar budidaya dirian ini.

seperti kita ketahui kualitas durian yang cukup baik dan dikenal di dunia internasional yaitu dari negara Thailand. Tetapi sekarang di Indonesia sudah banyak petani yang dapat menghasilkan buah durian yang tidak kalah bagusnya di banding dari negara-negara lain, karena petani durian di Indonesia sekarang sudah banyak menggunakan metode-metode cara budidya durian maupun cara menanam durian dengan baik. di catatan kali ini kita akan membahas bagaimana cara budidaya durian yang baik agar kualitasnya dapat memuaskan.

Iklim


Curah hujan untuk tanaman durian maksimum 3000 – 3500 mm/tahun dan minimal 1500 – 3000 mm/tahun. Curah hujan merata sepanjang tahun, dengan kemarau 1 – 2 bulan sebelum berbunga lebih baik daripada hujan terus.
Intensitas matahari yang dibutuhkan durian adalah 60 – 80%. Durian yang baru ditanam di kebun tidak tahan terik sinar matahari di musim kemarau, sehingga bibit harus dilindungi/dinaungi.
Tanaman durian cocok pada suhu rata-rata 20 – 30°C pada suhu 15°C durian dapat tumbuh tetapi pertumbuhan tidak optimal. Bila suhu mencapai 35°C daun akan terbakar

Tanah

Jenis tanaman durian menghendaki tanah yang subur dan kaya bahan organic. Partikel tanah seimbang antara pasir, tanah liat dan debu sehingga mudah membentuk remah.
Tanah yang cocok untuk tanaman durian adalah jenis tanah grumosol dan ondosol. Tanah yang memiliki ciri-ciri warna hitam keabu-abuan kelam, struktur tanah lapisan atas bebutir-butir, sedangkan bagian bawah bergumpal, dan kemampuan mengikat air tinggi. Dan keasaman tanah yang cucuk untuk durian adalah (pH) 5 – 7, dengan pH optimum 6 – 6,5.

Tanaman durian termasuk tanaman tahunan dengan perakaran dalam, maka membutuhkan kandungan air tanah dengan kedalaman cukup, antara 50 – 150 cm dan 150 – 200 cm. jika kedalaman air terlalu dangkal rasa buah tidak manis tetapi tanaman akan kekeringan apabila terlalu dangkal.

Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat untuk bertanam durian tidak boleh lebih dari 800 m dpl. Tetapi ada juga tanaman durian yang cocok ditanam diberbagai ketinggian. Tanah yang berbukit atau memiliki kemiringan yang cukup tinggi kurang baik disbanding dengan lahan yang datar.

Pembibitan


Bentuk fisik benih yang baik harus memiliki sifat-sifat genetic yang baik dan tidak mengandung penyakit, setelah didapat benih baru kita tentukan benih yang baik  dan sehat dengan cara pemilihan sebagai berikut:

1.    Bentuk, ukuran dan warnanya harus seragam, kalau benih itu bulat semuanya harus berbentuk bulat (tidak ada yang pipih atau lonjong), begitupun kalau kita pipih berarti harus semua pipih. Ukuran dan warna harus seragam, tidak ada yang lebih besar atau lebih kecil.

2.    Permukaan benih harus bersih dan mengkilat. Tidak ada yang kotor atau keriput. Benih yang keriput pertanda dipetik pada saat buah belum cukup umur.

3.    Tidak tercampur dengan benih hampa dan macam-macam kotoran, seperti tanah, sisa kulit, biji rumput, dan sebagainya.

4.    Kadar air cukup rendah dan benih sudah mengalami masa simpan terlalu lama sampai kadaluwarsa.

Ciri benih yang baik yaitu dapat dilihat langsung pada saat akan dibeli. Benih yang baik memiliki daya tahan tubuh yang baik, cara memilihnya kita bisa melihat salah satu benih dengan cara mengupasnya kemudian lihat lembaga dan cadangan makanan yang cukup untuk menumbuhkan lembaga itu untuk menjadi tanaman muda. Namun ada juga benih yaung sudah dikemas, hal ini memang sulit untuk kita mengecek baik tidak nya benih tersebut, walaupun sudah memiliki jaminan sertifikat. Hal itu tidak menjamin benih bagus sepenuhnya.

Persaratan biji untuk bibit sebagai berikut:

a.    Asli dari induknya
b.    Segar dan sudah tua
c.    Tidak kisut
d.    Tidak terserang hama dan penyakit
Penyiapan Benih dan Bibit

Perbanyakan tanaman durian dapat dilakukan melalui cara generative (dengan biji) atau vegetative (okulasi, penyusunan atau cangkok).

a.    Pengadaan benih dengan cara generative

Memilih biji-biji yang murni dilakukan dengan mencuci biji-biji dahulu agar daging buah yang menempel terlepas. Biji yang terpilih dikeringkan di tempat terbuka, tidak terkena sinar matahari langsung. Penyimpanan diusahakan agar tidak berkecambah atau rusak dan merosot daya tahan tubuhnya. Proses pemasakan biji dilakukan dengan baik (dengan cara diistirahatkan beberapa saat), dalam kurun waktu 2 – 3 minggu sesudadh diambil dari buahnya. Setelah itu biji ditanam.

b.    Pengadaan bibit dengan cara okulasi

Persyaratan biji yang akan diokulasi berasal dari biji yang sehat dan tua, dari tanaman induk yang sehat dan subur, system perakaran bagus dan produktif, biji yang ditumbuhkan, dipilih yang pertumbuhannya sempurna. Setelah umur 8 – 10 bulan, dengan cara:

  1. Kulit batang bawah disayat, tepat di atas matanya (± 1 cm). dipilih mata tunas yang berjarak 20 cm dari permukaan tanah.
  2. Sayatan dibuat melintang, kulit dikupas ke bawah sepanjang 2 – 3 cm sehingga mirip lidah.
  3. Kulit yang mirip lidah dipotong menjadi 2/3-nya.
  4. Sisipkan “mata” yang diambil dari pohon induk untuk batang atas (disayat dibentuk perisai) diantara kulit. Setelah selesai dilakukan okulasi, 2 minggu kemudian di periksa apakah perisai mata tunas berwarna hijau atau tidak. 
Bila berwarna hijau, berarti okulasi berhasil, jika coklat, berarti okulasi gagal.

c.    Penyusuan

•    Model tusuk atau susuk

Tanaman calon batang atas dibelah setengah bagian menuju ke arah pucuk. Panjang belahan antara 1 – 1,5 cm diukur dari pucuk. Tanaman calon batang bawah sebaiknya memiliki diameter sama dengan batang atasnya. Tajuk calon batang bawah dipotong dan dibuang, kemudian disayat sampai runcing. Bagian yang runcing disisipkan ke belahan calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang atas yang telah dipersiapkan. Supaya calon batang bawah tidak mudah lepas, sambungannya harus diikat kuat-kuat dengan tali raffia.

Selama masa penyusunan batang yang disatukan tidak boleh bergeser. Sehingga, tanaman batang bawah harus dusangga atau diikat pada tanaman induk (batabg tanaman yang besar) supaya tidak goyah setelah dilakukan penyambungan. Susuan tersebut harus disiram agar tetap hidup, biasanya, setelah 3 – 6 bulan tanaman tersebut bisa dipisahkan dari tanaman induknya, tergantung dari usia batang tanaman yang disusukan. Tanaman muda yang kayunya belum keras sudah bisa dipisahkan setelah 3 bulan. Penyambungan model susuk atau tusuk ini dapat lebih berhasil kalau diterapkan pada batang tanaman yang  masih muda atau belum berkayu keras.

•    Model sayatan
  1. Pilih calon batang bawah (bibit) dan calon batang atas dari pohon induk yang sudah berbuah dan besarnya sama.
     
  2. Kedua batang tersebut disayat sedikit sampai bagian kayunya. Sayatan pada kedua batang tersebut diupayakan agar bentuk dan besarnya sama.
     
  3. Setelah kedua batang tersubut disayat, kemudian kedua batang itu ditempel tepat pada sayatannya dan diikat sehingga keduanya akan tumbuh bersama-sama.
     
  4. Setelah 2 – 3 minggu, sambungan tadi dapat dilihat hasilnya kalau batang atas dan batang bawah ternyata bisa tumbuh bersama-sama  beratri penyususan tersebut berhasil.
     
  5. Kalau sambungan berhasil, pucuk batang bawah dipotong atau dibuang, pucuk batang atas dibiarkan tumbuh subur. Kalau pertumbuhan pucuk batang atas sudah sempurna, pangkal batang atas juga dipotong.
     
  6. Maka akan terjadi bibit durian yang batang bawahnya adalah tanaman biji, sedangkan batang atas dari ranting atau cabang pohon durian dewasa.

d.    Cangkokan

Batang durian yang dicangkok harus dipilih dari cabang tanaman yang sehat, subur, cukup usia, pernah berbuah, memiliki susunan percabangan yang rimbun, besr cabang tidak lebih besar dari ibu jari (diameter = 2 – 2,5), kulit masih hijau kecoklatan. Waktu mencangkok awal musim hujan sehingga terhindar dari kekeringan, kalau pada musim kering kita harus menyiramnya secara rutin (2 kali sehari), pagi dan sore hari. Adapun tata cara mencangkok adalah sebagai berikut :
  1. Pilih cabang durian sebesar ibu jari  dan yang warna kulitnya masih hijau kecoklatan.
  2. Sayap kulit cabang tersebut mengelilingi cabang sihingga kulitnya terlepas.
  3. Bersihkan lender dengan cara dikerok kemudian biarkan kering angin sampai dua hari.
  4. Bagian bekas sayatan dibungkus dengan media cangkok (tanah, serabut gambut, mos). 
  5. Jika menggunakan tanah, tambahkan puppuk kandang atau kompos denga perbandingan 1 : 1. Media cangkok dibungkus dengan plastic atau sabut kelapa, kemudian kedua ujungnya diikat agar media tidak jatuh.

5.    Sekitar 2 – 5 bulan, akar akar cangkokan akan keluar menembus pembungkus cangkokan. Jika akar sudah cukup banyak, cangkokan bisa dipotong dan ditanam dikeranjang persemaian berisi media tanah yang subur.
Teknik Penyemaian dan Pemeliharaan

Bibit durian sebaik ditanamnya tidak ditanam langsung dilapangan, tetapi disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian, biji durian yang sudah dibersihkan dari daging buah dikering-anginkan sampai kering tidak ada air yang menempel. Biji dikecambahkan dulu sebelum ditanam dipersemaian atau langsung ditanam di polibag.

Caranya biji dideder di plastic atau anyaman bamboo, dengan media tanah dan pasir perbandingan 1 : 1 yang diaduk merata. Ketebalan lapisan tanah sekitar 2 kali besar biji (6 – 8 cm), kemudian media tanam tadi disiram tetapi (tidak boleh terlalu basah), suhu media diupayakan cukup lembab (20 – 23 °C). biji ditanam dengan posisi miring tertelungkup bagian calon akar tunggang menempel ke tanah, dan sebagian masih kelihatan  si atas permukaan tanah (3/4 bagian masih harus kelihatan). Jarak antara biji satu dengan yang lainnya adalah 2 cm membujur dan 4 – 5 cm melintang.

Setelah biji dibenamkan, kemudian disemprot dengan fungisida, kemudian kota sebelah atas ditutup pelatstik supaya kelembabannya stabil. Setelah 2 – 3 minggu biji akan mengeluarkan akar dengan tudung akar langsug masuk kedalam media yang panjangnya ± 3 – 5 cm. saat itu tutup plastic sudah bisa dibuka. Selanjutnya, biji-biji yang sudah besar siap dibesarkan dipersemaian pembesar atau polibag.

Pemindahan Bibit

Bibit yang akan di pindahkan kelapangan sebaiknya sudah tumbuh setinggi 75 – 150 cm atau berumur 7 – 9 bulan setelah diokulasi, kondisinya sehat dan pertumbuhannya bagus. Hal ini tercermin dari pertumbuhan batang yang kokoh, perakarannya banyak dan kuat, juga adanya helaian daun dekat pucuk tanaman yang telah menebal dan warnanya hijau tua.

Pengolahan Media Tanam

1.    Persiapan
Penanaman durian, perlu perencanaan yang cermat. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pengukuran pH tanah, analisis tanah, penetapan waktu atau jadwal tanam, pengairan, penetapan luas areal penanaman, pengaturan volume produksi.

2.    Pembukaan Lahan
Pembersihan dan pengolahan lahan dilakukan beberapa minggu sebelum penanam bibit berlangsung. Batu-batu  besar, alang-alang, poko-poko batang pohon sisa penebangan disingkirkan. Perlu dibersihkan dari tanaman liar yang dapat mengganggu pertumbuhan.

3.    Pembentukan Bedeng
Tanah untuk bedengan pembesaran harus dicangkul dulu sedalam 30 cm hingga menjadi gembur, kemudian campur dengan pasir dan kompos yang sudah jadi.
Untuk ukuran bedengab lebar 1 m panjang 2 m, diberi 5 kg pupuk kompos. Setelah tanah, pasir dan kompos tercampur merata dan dibiarkan selama 1 minggu. Pada saaat itu juga tanah disemprot Vapan/Basamid untuk mencegah serangan jamur atau bakteri pembusuk jamur.

Jika bedengan sudah siap, biji yang telah tumbuh askarnya ditanam dengan jarak 20 x 30 cm. Penanaman biji durian dilakukan dengan cara dibutkan lubang tanam  sebesar biji dan kedalamannya sesuai dengan panjang akar masing-masing. Setelah biji tertanam semua, bagian permukaan bedengan ditaburi pasir yang dicampur dengan tanah halus (hasil ayakan) setebal 5 cm.

4.    Pengapuran
Keadaan tanaha yang kurang subur, seperti tanah podzolik (merah kuning) dan latosol (merah-coklat-kuning), yang cenderung memiliki pH 5 – 6 dan penyusunannya kurang seimbang antara kandungan pasir, liat dan debu, dapat diatasi dengan pengapuran. Pengapuran sebaiknya dilakukan menjelang musim kemarau, dengan kapur pertanian yang memiliki kadar CaCO3 sampai 90%. 2 samapai 4 minggu sebelum pengapuran, sebainya tanah dipupuk dulu dan disiram 4 – 5 kali. Untuk mencegah kekurangan unsure Mg dalam tanah, sebaiknya dua minggu setelah pengapuran, segera ditambah dolomite.

Teknik Penanaman

1. Penentuan Pola Tanam

Jarak tanam sangat tergantung pada jenis dan kesuburan tanah, kultivar durian, serta system budidaya yang diterapkan. Untuk kultivar durian berumur genjah, jarak tanam: 10 m x 10 m. Sedangkan kultivar durian berumur sedang dan dalam jarak tanam 12 m x 12 m.

Intensifikasi kebundurian, terutama waktu biibit durian masih kecil (berumur kurang dari 6 tahun), dapat diupayakan dengan budidaya tumpangsari. Berbagai budidya tupangsari yang biasa dilakuakan yakni dengan tanaman horti (Lombok, tomat, terong dan tanaman pangan: padi gogo, kedelai, kacang tanag dan ubi jalar).

2. Pembuatan Lubang Tanam

Pengolahan tanah terutama dilakukan di lubang yang akan digunakan untuk menanam bibit durian. Lubang tanam dipersiapkan 1 m x 1 m x 1m. saat menggali lubang, tanah galian dibagi menjadi dua. Sebelah atas dikumpulkan di kiri lubang, dan tanah galian bawah dikumpulkan di sebelah kanan lubang. Lubang tanam dibiarkan kering terangin-angin selama ± 1 minggu, lalu lubang tanam ditutup kembali. Tanah galian bagian atas lebih dahulu dimasukan  setelah dicampur pupuk kompos 35 kg/lubang, diikuti oleh tanah bagian bawah yang telah dicampur 35 kg pupuk kandang dan 1 kg fosfat.

Untuk menghindari gangguan rayap, semut dan hama lainnya dapat dicampur insektisida butiran seperti furadan 3 G. selanjutnya lubang tanam diisi penuh sampai tampak membukit setinggi 20 – 30 cm dari permukaan tanah. Tanah tidak perlu dipadatkan. Penutup lubang sebaiknya dilakukan 7 – 15 hari sebelum penanaman bibit.

3. Cara Penanaman

Bibit yang akan ditanam di lapangan sebaiknya tumbuh 75 – 150 cm, kondisinya sehat, pertumbuhan bagus, yang tercermin dari batang yang kokoh dan perakaran yang banyak serta kuat. Lubang tanam yang tertutup digali kembali dengan uukuran yang lebih kecil, sebesar gumpalan tanah yang membungkus akar bibit durian. Setelah lubang tersedia, dilakukan penanaman dengan cara sebagai berikut:
  1. Polybag/pembungkus bibit dilepas (sisinya digunting/diiris hati-hati).
  2. Bibit dimasukkan ke dalam tanam sampai batas leher.
  3. Lubang di tutup dengan tanah galian. Pada sisi tanaman diberi ajir agar pertumbuhan tanaman tegak ke atas sesuai arah ajir.
  4. Pangkal bibit ditutup rumput/jerami kering sebagai mulsa, lalu disiram air.
  5. Di atas bibit dapat dibangun naungan dari rumbia atau bahan lain. Naungan ini sebagai pelindung agar tanaman tidak layu atau kering tersengat sinar matahari secara langsung
Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Penjarangan buah bertujuan untuk mencegah kematian durian agar tidak menghabiskan energinya untuk proses pembuahan. Penjarangan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup, rasa buah, ukuran buah dan frekuensi pembuahan setiap tahunnya.
Penjarangan dilakukan bersamaan dengan proses pengguguran bunga, begitu gugur bunga selesai, besoknya harus dilakukan penjarangan (tidak boleh ditunda-tunda).

Penjarangan dapat dilakukan dengan menyemprotkan hormone tertentu (Auxin A), pada saat bunga atau bakal buah baru berumur sebulan. Pada saat itu sebagian bunga sudah terbuka dan sudah dibuahi. Ketika hormone disemprotkan, bunga yang telah dibuahi  akan  tetap meneruskan pembuahannya sedangkan bunga yang belum sempat dibuahi akan mati dengan sendirinya. Jumlah buah durian yang dijarangkan ± 50-60% dari seluruh buahyang ada.

2)  Penyiangan

    Untuk menghindari persaingan antara tanaman dan rumput disekeliling selama pertumbuhan, perlu dilakukan penyiangan (± diameter 1 m dari pohon durian ).

3)  Pemangkasabn/perempelan

     a.  Akar daun
Pemotongan akar akan menghambat pertumbuhan vegetative tanaman sampai 40% selama± 1 musim. Selama itu pula tanaman tidak dipangkas. Pemangkasan akar selain membuat tanaman menjadi cepat berbuah juga meningkatkan kualitas buah, menarik, buah lebih keras dan lebih tahan lama.

Waktu pemotongan  akar paling baik pada saat tanaman mulai berbunga, paling lambat 2 minggu setelah berbunga. Jika dilakukan melewati batas, hasil panen berkurang dan pertumbuhan terhambat. Cara pemotongan : kedua sisi barisan tanaman durian diiris sedalam 60-90 cm dan sejauh 1,5-2 meter dari pangkal batang.

     b. Peremajaan
Tanaman yang sudah tua dan kurang produktif perlu diremajakan. Tanaman durian tidak harus dibongkar sampai ke akar-akarnya, tetapi cukup dilakukan pemangkasan. Luka pangkasan dibuat miring supaya air hujan tidak tertahan. Untuk mencegah terjadinya infeksi batang, bekas luka tersebut dapat diolesi meni atau ditempeli lilin paraffin.

 Setelah 2-3 minggu dilakukan pemangkasan (di musim hujan) maka pada batang tersebut akan tumbuh tunas-tunas baru. Setelah tunas baru mencapai 2 bulan, tunas tersebut dapart diokulasi. Cara okulasi cabang sama dengan cara okulasi tanaman muda (bibit). Tinggi okulasi dari tanah ± 1-1,5 m atau 2-2,5 m tergantung pada pemotongan batang pokok. Pemotongan batang pokok tidak boleh terlalu dekat dengan tanah.

     c.  Pembentukan tanaman yang terlanjur tua

 Dahan-dahan yang akan dibentuk tidak usah dililiti kawat, tetapi cukujp dibanduli atau ditarik dan dipaksa ke bawah agar pertumbuhan tanaman tidak mengarah ke atas. Cabang yang akan dibentuk dibalut dngan kalep agar dahan tersebut tidak terluka. Balutan kalep tadi diberi tali, kemudian ditarik dan diikat dengan pasak. Denganb demikian, dahan yang tadinya tumbuh tegak ke atas akan tumbuh tegak ke atas akan tumbuh ke bawah mengarah horizontal.

4). Pemupukan

    Sebelum melakukan pemupukan kita harus melihat keadaan tanah, kebutuhan tanaman akan pupuk dan unsure hara yang terkandung dalam tanah.

a.    Cara memupuk

Pada tahap awal buatlah selokan melingkari tanaman. Garis tengah selokan disesuaikan dengan lebarnya tajuk pohon. Kedalaman selokan dibuat 20-30 cm. Tanah cangkulan disisihkan di pinggirnya. Swsudah pupuk disebarkan secara merata ke dalam selokan, tanah tadi dikembalikan untuk menutup selokan. Setelah itu tanah diratakan  kembali, bila tanah dalam keadaan kering segera lakukan penyiraman.

b.    Jenis dan dosis pemupukan

Jenis pupuk yang digunakan untuk memupuk durian adalah pupuk kandang, kompos, pupuk hijau serta pupuk buatan. Pemupukan yang tepat dapat membuat tanaman tumbuh subur. Setelah tiga bulan ditanam, durian membutuhkan pemupukan susulan NPK (15:15:15) 200 gr perpohon. Selanjutnya, pemupukan susulan dengan NPK itu dilakukan rutin setiap empat bulan sekali sampai tanaman berumur tiga tahun.

Setahun sekali tanaman dipupuk dengan pupuk organic kompos/pupuk kandang 60-100 kg per pohon pada musim kemarau. Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di bawah mahkota tajuk paling luar dari tanaman. Tanaman durian yang telah berumur 3 tahun biasanya mulai membentuk batang dan tajuk. Setelah itu, setiap tahun durian membutuhkan tambahan 20-25% pupuk NPK dari dosis sebelumnya.

Apabila pada tahun ke-3, durian diberi pupuk 500 gram NPK per pohon maka pada tahun ke-4 dosisnya menjadi 600-625 gram NPK per pohon. Kebutuhan pupuk kandang juga meningkat berkisar antara 120-200 kg/pohon, menjelang durian berbunga durian membutuhkan NPK 10:30:10. Pupuk ini ditebarkan pada saat tanaman selesai membentuk tunas baru (menjelang tanaman akan berbunga).

5).  Pengairan dan Penyiraman

Durian membutuhkan banyak air pada pertumbuhannya, tapi tanah tidak boleh tergenang terlalu lama atau sampai terlalu basah. Bibi durian yang baru ditanam membvutuhkan penyiraman satu kali sehari, terutama kalau bibit ditanam pada musim kemarau. Setelah tanaman berumur satu bulan, air tanaman dapat dikurangi sekitar tiga kali seminggu.

Durian yang dikebunkan dengan skala luas mutlak membutuhkan tersedianya sumber air yang cukup. Dalam pengairan perlu dibuatkan saluran air drainase untuk menghindari air menggenangi bedengan tanaman.

6). Waktu penyemprotan pestisida
Untuk mendapatkan pertumbuhan bibit tanaman yang baik, setiap 2 minggu sekali bibit disemprot zat pengatur tumbuh Atonik dengan dosis 1 cc/liter air dan ditambah dengan Metalik dengan dosis 0,5 cc/liter. Hal ini dilakukan untuk merangsang pertumbuhan tanaman agar lebih sempurna.
Jenis insektisida yang digunakan adalah Basudin yang disemprot sesuai aturan yang ditetapkan dan berguna untuk pencegahan serangga. Untuk cendawan cukup melaburi batabg dengan fungisida (contohnya Dithane atau Antracol) agar sehat. Lebih baik bila pada saat melakukan penanaman, batang durian ditaburi oleh fungisida tersebut.

7). Pemeliharaan Lain
Pemeliharaan zat pengatur tumbuh (ZPT) berfungsi mempengaruhi jaringan-jaringan pada berbagai organ tanaman. Zat ini sama sekali tidak memberikn unsure tambahan hara pada tanaman. ZPT dapat membuat tanaman menjadi lemah sehingga penggunaannya harus disesuaikan dengan petunjuk pemakaian yang tertera pada label yang ada dalam kemasan, sebab pemakaian ZPT ini hanya dicampurkan saja.
Hama dan Penyakit

Hama
1. Penggerek buah (jawa:Gala-gala)

Hama jenis ini cukup merisaukan pemilik tanaman durian. Bagaimana tidak, mereka melihat batang tanamnya penuh dengan lubang bekas gerekan hama. Hama penggerek mula-mula meyerang kulit batang. Kemudian, ia membuat lubang ke arah bagian dalam sampai menembus jaringan kayu. Akibatnya pembuluh kayu dan pembuluh tapisdi dalam jaringan kayu mengalami gangguan dalam aktivitasnya mengangkut air beserta zat hara dari bawah (akar) ke atas (daun, ranting, dan bunga). 

Karena tidak sempurnanya lalulintas pengangkutan air dan zat hara tersebut, suplai air dan zat hara ke seluruh bagian tanaman, termasuk ke daun pun terganggu. Padahal bagi tanaman, daun merupakan dapur untuk mengolah makanan yang dibutuhkan bagian tanaman lain. Efeknya, fungsi daun menjadi tidak normal, pertumbuhan tanaman terganggu, dan cabang atau ranting yang tergerek akan cepat menjadi kering dan mati karena rusaknya pembuluh kayu secara total.

Cara penanganan kerusakan tumbuhan akibat hama penggerek tersebut, sebaiknya pemilikk tanaman durian lebih teliti mengamati kondisi tanamannya. Jika terlihat ada cabang atau ranting yang berlubang bekas gerekan, cabang atau ranting tersebut harus segera dipotong dan larva penggerek harus dimatikan. Caranya dengan membelah bagian ranting yang digerek dan membunuh larva yang ditemukan itu. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan mengumpulkan bagian cabang atau ranting berlubang tersebut lalu membakarnya.

Namun, bagaimana bila hama penggerek itu telah melubangi batang utama. Tentu saja kita dapat memotongnya. Tindakan yang perlu kita lakukan adalah dengan menyumbat lubang itu menggunakan kapas yang telah diberi insektisida. Akan tetapi, sebelumnya lubang itu telah dibersihkan.

Namun, bagaimana bila cabang atau bagian batang yang terserang berada pada ketinggian yang sulit dijangkau. Dalam keadaan seperti itu, cara termudah adalah dengan penginfusan insektisida sistemik. Dengan demikian, racun insektisida dapat disalurkan ke seluruh tubuh tanaman dengan jaringan yang ada.

Cara melakukannya adalah dengan melubangi batang dengan menggunakan bor dengan arah miring sedalam3-10 cm. Kemudian ke dalam lubang itu dimasukan selang kecil. Ujung selang lainnya di masukan ke dalam botol yang berisi insektisida. Botol insektisida itu diikat pada batang bagian atas lubang. Jangan lupa batang yang berlubang setelah dimasukkan selang agar diberi pengedap.

Namun demikian, penginfusan akan berbahaya bila waktunya tidak tepat. Penginfusan insektisida dapat mencemari buah yang akan dipanen. Untuk itu, pemberian insektisida secara infuse sebaiknya dihentikan selama satu bulan sebelum buah dipanen.

Untuk menghindari berbagai resiko tersebut, jalan terbaik adalah dengan melakukan penginfusan akar sejak tanaman mulai berguna. Setelah itu dapat dibantu dengan pembrongsongan pada saat buah pentil untuk mencegah buah dari serangan penggerek yang datang kemudian.

Ciri: Penggerek ini biasanya meletakkan telur pada kulit buah dan dilindungi oleh jarring-jaring mirip rumah laba-laba. Larva yang telah menetas dari telur langsung menggerek dan melubangi dinding-dinding buah hingga masuk ke dalam. Larva tersebut tinggal di dalam buah sampai menjadi dewasa. Buah yang diserang kadang-kadang jatuh sebelum tua.

Penyebaran: Serangga penggerek buah menyebar dengan cara terbang dari pohon durian yang satu ke pohon lainnya. Serangga penggerek buah ini bertelur pada buah durian yang dihinggapinya. Kegiatan bertelur ini dilakukan secara periodic setiap menjelang musim kemarau.

Pengendalian: dilakukan dengan insektisida, seperti Basudin, Sumithion 50 AC, Thiodan 35 EC, dengan dosis 2-3 cc/liter air.

2.    Lebah mini

Ciri:hama ini berukuran kecil, tubuhnya berwarna coklat kehitaman dan sayapnya bergaris putih lebar.Setelah lebah menjadi merah violet, ukuran panjangnya menjadi 3,5 cm. Pada fase ulat(larva), hama ini menyerang daun-daun durian muda. Selama ham tersebut mengalami masa istirahat (bentuk kepompong), mereka akan menempel erat pada kulit buah. Setelah menjafdi lebah, serangga ini mencari makan dengan cara menggerek ranting-ranting muda dan memakan daun-daun muda.
Pengendalian: menggunakan parvasida, seperti Hostathion 40 EC (Triazofos 420 gram/lier), dan insektisida, seperti Supracide 40 EC dosis 420 gram/liter dan Ternik 106 (Aldikarl 10%).

3.    Ulat penggerek bunga (Prays citry)

Ulat ini menyerang tanaman ytang baru berbunga, terutama bagian kuncup bunga dan calon buah.
Ciri: ulat ini warna tubuhnya huijau dan kepalanya merah coklat, setelah menjadi kupu-kupu berwarna merah sawo agak kecoklatan, abu-abu dan bertubuh langsing.
Gejala: Kuncup bunga yang terserang akan rusak dan putiknya banyak yang berguguran. Demikian pula, benang sari dan ta juk bunganya pun rusak semua, sedangkan kuncup dan putik patah karena luka digerek ulat.

Penularan ke tanaman lain dilakukan olah kupu-kupu dari hama tersebut.
Pengendalian: dilakukan dengan menyemprotkan obat-obatan seperti Supracide 40 EC , nuvacrom SWC. Perfekthion 400 EC (Eimetoat 400 gram/liter).

4.    Kutu loncat durian

Ciri: serangga berwarna kecoklatan dan tubuhnya diselimuti benang-benang lili putih hasil sekresi tubuhnya; bentuk tubuh, sayap dan tungkainya mirip dengan kutu loncat  yang menyerang tanaman lamtoro.
Gejala: kutu loncat bergerombol menyerang pucuk daun yang masih muda dengan cara menghisap cairan pada tulang-tulang bdaun sehingga daun-daun akan kerdil dan pertumbuhannya terhambat; setelah menghisap cairan, kutu ini mengeluarkan cairan getah bening yang pekat rasanya manis dan merata ke seluruh permukaan daun sehingga mengundang semut-semut bergerombol.
Pengendalian; daun dan ranting-ranting yang terserang dipangkas untuk dimusnahkan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan insektisida Supracide 40 EC dosis 100-150 gram/5 liter air.

Penyakit

1.    Phytopthora parasitica dan Pythium complectens

Penyebab: Pythium complectens, yang menyeranmg bagian tanaman seperti daun, akar dan percabangan.
Penularan dan penyebab: penyakit ini menular dengan cepat ke pohon lain yang berdekatan. Penularan terjadi bila ada akar yang terluka.
Penularan terjadi bersama-sama dengan larutnya tanah atau bahan organic yang tersangkut air.
Gejalanya: daun durian yang terserang menguning dan gugur mulai dari daun yang tua, cabang pohon kelihatan sakit dan ujung-ujungnya mati, diikuti dengan berkembangnya tunas-tunas dari cabang di bawahnya. Kulit di atas permukaan tanah menjadi coklat dan membusuk.

Pembusukan pada akar hanya terbatas pada akar-akar sebelah bawah, tetapi dapat meluas dari ujung akar lateral sampai ke akar tunggang. Jika dilihat dari luar akar yang sakit tampak normal, tetapi jaringan kulitnya menjadi coklat tua dan jaringan pembuluh menjadi merah jambu.

Pengendalian: (1) upayakan drainase yang baik agar tanah tidak terlalu basah dan air tidak mengalir ke permukaan tanah pada waktu hujan; (2) pohon yang sakit dibongkar sampai ke akarnya dan dibakar: (3) pilih bibit durian kerikil untuk batang bawah karena jenis ini lebih tahan terhadap serangan jamur sehingga dapat terhindar dari serangan penyakit busuk.

2.    Kanker bercak

Penyebab: Phythium palvimora, terutama menyerang bagian kulit batang kayu.
Penyebaran oleh spora sembara bersamaan dengan butir-butir atau bahan organic yang tersangkut air. Penyebaran penyakit ini dipacu oleh curah hujan yang tinggi dalam cuaca kering. Jamur dapat tumbuh dengan baik pada suhu antara 12-35 derajat C. Gejala: kulit batang durian yang terserang mengeluarkan blendok (gum) yang gelap; jaringan kulit berubah menjadi merah kelam, coklat tua atau hitam; bagian yang sakit dapat meluas kr dalam sampai ke kayu; daun-daun rontok dan ranting-ranting muda dari ujung mulai mati.

Pengendalian: (1) perbaikan drainase agar air hujan tidak mengalir dipermukaan tanah dan untuk batang yang sakit (5) dilakukan dengan cara memotong kulit yang sakit sampai ke kayunya yang sehat dan potongan tanaman yang sakit harus dibakar, sedangkan bagian yang terluka diolesi fungisida, misalnya difolatan 4 F 3%.

3.    Jamur upas

Gejala: pada cabang-cabang dan kulit kayu terdapat benang-benang jamur mengkilat seperti sarang laba-laba  pada cabang-cabang. Jamur berkembang menjadi kerak berwarna merah jambu dan masuk ke dalam kulit dan kayu sehingga menyebabkan matinya cabang.

Pengendalian: (1) serangan jamur yang masih pada tingkat sarang laba-laba dapat dilakukan dengan cara melumasi cabang yang terserang dengan fungisida, misalnya calizin RM; (2) jika jamur sudah membentuk kereak merah jambu, sebaiknya dilakukan pemotongan cabang kira-kira lebih 30 cm ke bawah bagian yang berjamur;(3) dengan menyemprotkan Antocol 70 WP (propined 70,5%), dosis 100-200 gram/liter air sampai air atau 1-1,5 kg/ha aplikasi.


phreaking tool budidaya pertanian dan perikanan Kumpulan budidaya Ikan, Tanaman, perikanan dan peternakan.

Popular Post